Pohon di Belakang Rumah

YOSUA adalah anak laki-laki berusia empat tahun. Di usia yang masih belia ini, ia selalu ingin tahu segala sesuatu. Termasuk pohon yang ada di belakang rumahnya. Sudah hampir seminggu ini, ia sering melihat pohon dari jendela di belakang rumahnya. 
Ketika sang ayah keluar dari kamar, Yosua pun langsung menanyakan tentang pohon itu. 
“Yah, yang ada di belakang rumah kita itu pohon apa namanya?”
“Oh, itu namanya pohon singkong, Nak,” jawab Ayah. 
“Mengapa Ayah menanam pohon singkong di belakang rumah kita?” 
“Karena pohon singkong itu banyak manfaatnya.” 
Sang Ayah pun lalu mengajak Yoshua ke belakang rumah.
Ayah ingin mengajarkan tentang manfaat pohon singkong kepada anaknya. 
Ilustrasi%2Bcerpen%2Banak%2BKoran%2BSuara%2BMerdeka%2Bedisi%2BMinggu%2B24%2BDesember%2B2017
Sesampainya mereka di belakang rumah, Yosua langsung mengamati pohon itu, mulai dari memegang daun hingga batang pohonnya. Ayah merasa senang karena melihat Yosua sangat antusias tentang tumbuhan. 
“Nak, daun yang kamu pegang itu bisa dimasak, lho,” tutur Ayah.
Yosua menengok ke Ayah, lalu kembali mengamati daun singkong itu yang dilihatnya mirip dengan telapak tangan manusia. 
“Sini Yosua, bantu Ayah.” 
“Bantu apa, Yah?” Yosua pun dengan cepat menghampiri Ayah. 
“Bantu Ayah mencabut pohon ini.” 
Ia pun membantu Ayah mencabut pohon singkong dengan tangan kecilnya. Setelah pohon tercabut, ia terkejut melihat akar pohon singkong itu. 
“Yah, kok akarnya besar-besar sekali?”
Ayah tersenyum sebentar, lalu menjelaskan, “Ini namanya umbi singkong, Nak. Umbi singkong ini juga dapat diolah menjadi makanan.” 
“Makanan apa, Yah?” 
“Banyak, Nak. Seperti keripik singkong, singkong balado, tape, kolak, dan bahkan direbus saja sudah bisa dimakan. Pokoknya masih banyak makanan yang bisa dibuat dari umbi singkong.”
“Wah! Banyak sekali ya makanan yang bisa dibuat dari singkong,” seru Yosua. 
“Iya, betul. Selain itu, umbi singkong ini juga mengandung karbohidrat dan protein yang dapat memberikan energi serta meningkatkan kesehatan tubuh kita.” 
Setelah menjelaskan tentang umbi singkong, Ayah lalu mengambil keranjang dan pisau dari dalam rumah, kemudian kembali menghampiri Yosua. 
Ayah lalu memotong daun dan umbi singkong dari pohon yang sudah dicabut serta meminta Yosua untuk memasukannya ke dalam keranjang. Ayah mengatakan hari ini akan membuatkan masakan dari singkong untuk Yosua. 
Namun sebelum Ayah membuat masakan, ia kemudian memotong beberapa bagian batang pohon singkong. Yosua melihat Ayah dengan penuh heran.
“Batang pohon singkong itu bisa dimakan juga?” tanya Yosua. 
“Batang singkong ini bukan untuk kita masak, tapi untuk kita tanam kembali. Menanam singkong itu tidak terlalu sulit.” 
Setelah memotong batang pohon singkong, Ayah pun memberikan beberapa potong batang pohon itu kepada Yosua. 
“Bagaimana cara menanam pohon singkong ini, Yah?”
“Tinggal buat lubang 5-10 cm, lalu tancapkan batang pohong singkong itu,” kata Ayah. 
“Tapi ingat, mata tunasnya jangan sampai terbalik saat menanamnya.” 
Kemudian Yosua menanami kembali pohon yang sudah dicabut bersama Ayah. Ia merasa senang karena telah diajarkan tentang cara menanam dan manfaat pohon singkong. 
Apalagi setelah menanam, ia pun akan dibuatkan masakan dari singkong oleh Ayah. (58)
Rujukan:  
[1] Disalin dari karya Revin Mangaloska
[2] Pernah tersiar di surat kabar “Suara Merdeka” 24 Desember 2017

You might also like

Hidup kita itu sebaiknya ibarat “Bulan 🌙 & Matahari” 🌞 dilihat orang atau tidak, ia tetap Bersinar. di Hargai orang atau tidak, ia tetap menerangi. di Terima kasihi atau tidak, ia tetap “Berbagi” ツ