Motivasi Belajar dari Busur dan Panah

Di suatu hari di sore , sanga raja beserta rombongan pemburunya melakukan perjalanan pulang menuju istana kerajaan. Sial bagi sang raja yang tidak mendapatkan satupun tangkpana buruna pada hari itu. Hal ini seolah-olah alat perburuannya berupa anak panah dan busur tidak mau bekerja sama dengan sang raja.

Selang beberapa waktu tibalah sang raja di pinggir hutan, raja memutuskan beristirahat sejenak di rumah kayu milik seorang pemburu yang terkenal karena keahlian memanah dengan buur dan anak panahnya. Dengan tergopoh-gopoh, si pemburu menyambut kedatangan raja beserta rombongannya.
kereta-arjuna-kresna
kereta arjuna kresna

 

Setelah berbincang ngalor-ngidul dengna sang raja, tiba-tiba si pemburu berkata, “Maaf baginda, sepertinya baginda sedang jengkel dan merasa tidak nyaman. Adapakah gerangan? Apakah hasil buruan hari ini tidak memuaskan bagi sang paduka?”
Sang raja tidak menjawab pertanyaan dari si pemburua tapi segera berdiri dan beranjak menghampiri sebuah busur tanpa tali yang tergeletak di sudut ruangan. “Hai Pemburu,apa yang kau lakukan dengan busurmu?
kenapa busurmu tidak terpasang talinya? Apakah engkau sudah tidak menggunakan untuk memanah?” tanya sang raja dengan nada heran dan terkejut.
“Bukan begitu baginda, tali busur memang sengaja hamba lepas agar busur itu bisa ‘istirahat’. Jadi, ketika talinya hamba pasang kembali, busur itu tetap lentur untuk melontarkan anak panahnya. Karena berdasarkan pengalaman hamba, tali busur yang tegang terus menerus, tidak akan bisa dipakai untuk memanah secara optimal”.
.
.

Baca Juga: motivasi penyemangat hidup

.

“Wah, hebat sekali pengetahuanmu! Ternyata itu rahasia kehebatan memanahmu selama ini ya,” kata baginda.
“Memang, kami turun temurun adalah pemburu. Dan pelajaran seperti ini sudah ada sejak dari dulu. Untuk memaksimalkan alat berburu, kebiasaan seperti itulah yang harus hamba lakukan. Mohon maaf baginda, masih ada pelajaran lainnya yang tidak kalah penting yang biasa kami lakukan.”
“Apa itu?” tanya baginda penasaran.
“Menjaga pikiran. Karena sehebat apapun busur dan anak panahnya, bila pikiran kita tidak fokus, perasaan kita tidak seirama dengan tangan, anak panah dan busur, maka hasilnya juga tidak akan maksimal untuk bisa mencapai sasaran buruan yang kita inginkan”.
Mendengar penjelasan si pemburu, tampak sang raja terkesima untuk beberapa saat. Tiba-tiba tawa sang raja memenuhi ruangan. “Terima kasih sobat. Terima kasih. Hari ini rajamu mendapat pelajaran yang sangat berharga dari seorang pemburu yang hebat.”
Setelah cukup beristirahat, raja pun berpamitan pulang dengan perasaan gembira. Dan timbul keyakinan, lain kali pasti akan berhasil lebih baik.
——–

pelajaran yang di dapat dari cerita di atas adalah:

Keahlian untuk mengatur ritme irama dalam bekerja dan istirahat sangat di butuhkan terutama kemampuan untuk focus dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Jika sudah bisa memggunakan dua kemampuan tadi, maka kita akan menjadi manusia yang efektif dalam menggeluti usaha dan pastinay akan mendapatkan hasil yang maksimal

You might also like

Hidup kita itu sebaiknya ibarat “Bulan 🌙 & Matahari” 🌞 dilihat orang atau tidak, ia tetap Bersinar. di Hargai orang atau tidak, ia tetap menerangi. di Terima kasihi atau tidak, ia tetap “Berbagi” ツ